Pengelolaan Sampah di SMP Negeri 1 Tutur
Sampah merupakan permasalahan yang serius untuk bisa diatasi sehingga tidak berdampak di lingkungan sekitar kita. Permasalahan sampah tidak hanya berada dikawasan industri, perkampungan tetapi dilingkungan sekolah juga butuh perhatian serius untuk bisa mengolah sampah agar tidak mencemari lingkungan.
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat
menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar dan tempatt-tempat lain. Secara
umum sampah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sampah organik (mudah busuk)
yang berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan,
sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting). Sampah anorganik
(tidak mudah busuk) berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet
dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.
Oleh sebab itu perlu adanya
pengolahan sampah sebagaimana yang dilakukan di SMP Negeri 1 Tutur. Sebelum
dilakukan pengolahan sampah terlebih
dahulu dilakukan Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan
non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. Pengolahan sampah dengan
menerapkan konsep 3R yaitu:
Reuse (penggunaan kembali)
yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol
bekas].
Reduce (pengurangan)
yaitu berusaha mengurangi segala
sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah
ada.
Recycle (daur ulang)
yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah
organik menjadi kompos].
Untuk sampah yang tidak dapat
ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan
ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Di lingkungan sekolah, pengelolaan
sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar
penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan
pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah
berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi
kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa
mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa
menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar
tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan.
Mereka akan belajar bagaimana sampah
itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan
menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang
ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak
sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan pemulung memiliki harga
yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan
kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk
pengelolaannya.
Yang pertama adalah daur ulang
sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup
mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses
berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah
kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur
ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas
atau bentuk pigora.
Bentuk pengelolaan kedua adalah
sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain
misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual
ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil
kertas tersebut.
Dalam perancangan pengelolaan sampah
di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan
dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran
dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
pengelolaan sampah.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, dengan bahasa-bahasa santun