Guru Berbagi
FORUM BERBAGI
ARTIKEL AKSI NYATA BUDAYA POSITIF
Oleh:
Nurul Farida
Guru SMPN 1 Tutur
CGP Angkatan 4 Kab. Pasuruan Jawa Timur
A. Latar Belakang
Membangun budaya positif di sekolah merupakan hal yang sangat penting. Sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan harus berpihak pada murid, sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, guru ibarat petani dan murid ibarat benih yang ditanam, tugas guru adalah menuntun dan sebagai pamong. Peran dan nilai guru penggerak sebagai agen transformasi perubahan diharapkan dapat mempercepat pembangunan budaya positif di sekolah sehingga visi Guru Penggerak dalam menciptakan Profil Pelajar Pancasila dapat segera terwujud.
Dalam membangun budaya positif ini diperlukan dukungan, kolaborasi dan peran serta seluruh kekuatan dan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah, instansi yang ada di sekitar sekolah, masyarakat di lingkungan sekolah, orangtua murid, dan semua pihak yang memiliki kepentingan dengan sekolah.
B. Tujuan
Membangun budaya positif di sekolah
Pengimbasan Pendidikan Guru Penggerak
Berbagi pemahaman dan pengalaman tentang penerapan budaya positif di sekolah
C. Kegiatan yang dilaksanakan
Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas di semua kelas yang diampu.
Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas di LDKS OSIS SMPN 1 Tutur.
Pengimbasan pada rekan guru yang ada di sekolah ( SMPN 1 Tutur)
Pengimbasan pada sesama Guru Bimbingan Konseling yang tergabung dalam komunitas Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Pasuruan
D. Deskripsi Kegiatan
Mengawali semester genap Tahun Pelajaran 2021/2022, saya melaksanakan aksi nyata budaya positif Keyakinan Kelas di semua kelas yang saya ampu. Yaitu kelas 9A sampai dengan kelas 9G. Pembentukan keyakinan kelas melalui curah pendapat dari semua siswa di kelas. Masing-masing siswa menuliskan aturan yang ingin disepakati dikelasnya pada pos it dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. Kemudian aturan-aturan itu dirubah menjadi keyakinan kelas yang merupakan nilai kebajikan yang bersifat universal. Setelah terbentuk, hasilnya ditempel di dinding kelasnya agar siswa senantiasa ingat dan dapat melaksanakan keyakinan kelas yang telah disusunnya dengan kesadarannya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.
Penerapan budaya positif Keyakinan Kelas juga saya laksanakan pada Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS) OSIS SMPN 1 Tutur yang dilaksanakan pada awal Januari 2022. Praktiknya sama dengan pembentukan keyakinan kelas di kelas, hanya pada LDKS keyakinan kelas yang dimaksud adalah keyakinan kelas dalam OSIS.
Kegiatan yang saya lakukan berikutnya adalah Pengimbasan Modul 1 pada semua guru di SMPN 1 Tutur. Karena di sekolah kami ada 3 (tiga) orang Calon Guru Penggerak maka kami membaginya dalam tiga kelas. Dengan tujuan agar pengimbasan dapat lebih fokus, materi lebih mudah dipahami, dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Kami memanfaatkan waktu setelah mengajar sambil menunggu waktu pulang ( face print) sehingga tidak mengganggu pembelajaran di sekolah. Materi kami susun dengan strategi yang menyenangkan, dengan ice breaking, permainan, aktivitas seru, kerja kelompok agar tidak membosankan, lebih bermakna, dan berpusat pada peserta pengimbasan. Kegiatan kami laksanakan di ruang kelas. Teman-teman guru sangat antusias dan bersemangat mengikuti pengimbasan itu. Merka terlihat sangat menikmati dan selalu terlibat aktif.
Setelah pengimbasan di sekolah, saya berkoordinasi dengan pengurus MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) Kabupaten pasuruan untuk dapat melakukan pengimbasan di komunitas MGBK. Disetujui dan diberikan waktu khusus. Kebetulan CGP Bimbingan Konseling SMP ada tiga orang, maka kami saling bekolaborasi dan berbagi tugas. Kami menggunakan strategi yang menyenangkan, ice breaking, permainan, aktivitas seru, dan kerja kelompok. Alhamdulillah, semua peserta MGBK bersemangat dan mengikuti semua kegiatan pengimbasan sampai akhir.
Diakhir kegiatan kami meminta testimoni dari peserta pengimbasan, baik secara lisan maupun lewat tulisan melalui aplikasi padlet. Hampir semua peeta merasa senang dan termotivasi untuk menerapakan budaya positif di sekolahnya masing-masing.
E. Hasil yang diharapkan
Semua warga sekolah memahami pentingnya budaya positif di sekolah. Memperoleh dukungan dari semua pihak dan kolaborasi dengan rekan sejawat maupun orang tua dalam membangun budaya positif di sekolah.
F. Tolak Ukur Keberhasilan
Dukungan dari seluruh warga sekolah.
Kolaborasi berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
Penerapan budaya positif pada semua sisi pembelajaran di sekolah.
G. Refleksi
Dalam membangun dan menerapkan budaya positif, motivasi instrinsik sangatlah diperlukan. Selain itu juga memerlukan waktu yang lama dan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah antara lain kepala sekolah, rekan guru, pengawas, dinas pendidikan, komite sekolah,orang tua, lingkungan sekitar sekolah, dan institusi di sekitar sekolah
H. Rencana Perbaikan
Dalam menerapkan budaya positif menggunakan strategi dan metode yang lebih bervariasi dan menyenangkan.
Bersemangat dan selalu menumbuhkan motivasi rekan sejawat dan siswa.
Dilaksanakan secara terus menerus dan tidak mudah putus asa.
Link Youtube Video Pengimbasan dan Aksi Nyata
https://www.youtube.com/watch?v=D9a5K1poFrM
Link Materi Presentasi
Link Padlet Testimoni Pengimbasan Peserta
https://padlet.com/nurulfarida350/dc2dxqd9nocgqmst