Our social:

Senin, 04 April 2022

Guru Berbagi

 Modul 2.3.a.9 Koneksi Antar Materi, Pendidikan Guru Penggerak


Pembelajaran Berdiferensiasi-Pembelajaran Sosial Emosional-Coaching

0leh : Nurul Farida, Guru BK SMPN 1 Tutur, CGP Angkatan 4 Kab. Pasuruan 


    Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan dunia pendidikan saat ini. Pemikiran-pemikirannya menjadi acuan dan dasar pemerintah dalam memajukan pendidikan di indonesia. 

    Menurut beliau bahwa pendidikan adalah proses menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodrat yang dimilikinya agar anak tersebut memperoleh kebahagaiaan dan keselamatan baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. 

    Untuk itu, salah satu proses menuntun  adalah dengan cara coaching. Dalam coaching guru berperan sebagai coach yang menuntun murid sebagai coachee dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang menggali potensi dan kemampuan murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya.

    Guru sebagai coach sangat berperan  dalam menciptakan kenyamanan murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga timbullah rasa empati, saling menghormati dan saling menghargai antara guru dan murid. 

    Salah satu cara meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. 

    Guru  mendesain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan potensi murid, menciptakan lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran sosial emosional yaitu memberi rasa nyaman, menumbuhkan kesadaran diri, kesadaran sosial, membantu mengelola diri, membangun relasi, dan menuntun murid agar dapat mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

    Proses coaching dapat berjalan dengan mengoptimalkan social emosional sehingga setiap murid mampu menyelesaikan setiap masalah dengan kemampuannya sendiri.

Coaching yang dilakukan oleh coach kepada coachee  membutuhkan empat keterampilan yaitu: 

1 .Keterampilan membangun dasar proses coaching, 

2. Keterampilan membangun hubungan baik, 

3) Keterampilan berkomunikasi, dan

 4) Keterampilan memfasilitasi pembelajaran. 

 

    Dalam proses coaching juga ada salah satu model yang biasa digunakan oleh coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah Tujuan utama pertemuan/pembicaraan; Identifikasi masalah coachee; Rencana aksi coachee; dan Tanggung jawab/komitmen. Dalam Aksi Aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik coaching antara lain, Komunikasi Asertif menjadi Pendengar aktif, Bertanya reflektif dan Umpan balik positif.

 

Refleksi terhadap proses coaching di sekolah

 

Coaching merupakan  salah satu usaha yang dilakukan guru untuk menuntun segala potensi murid untuk hidup sesuai kodrat yang dimilikinya.

Coaching menjadikan murid dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Coaching dapat menuntun murid untuk berkesadaran penuh mencapai kemerdekaan belajar.

Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial emosional, dan Coaching semuanya saling berkaitan dan merupakan usaha yang dilakukan guru sebagai seorang penuntun, untuk melaksanakan pendidikan yang berpusat pada anak , sesuai dengan kodratnya demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak, dengan bahasa-bahasa santun